Roma Belum Berani Bahas Scudetto di Awal Musim Serie A 2024/25

Roma Belum Berani Bahas Scudetto menjadi topik hangat di kalangan pendukung Giallorossi setelah tim asuhan pelatih baru mereka menunjukkan performa positif di beberapa pertandingan awal. Meski demikian, manajemen dan staf pelatih tetap memilih untuk bersikap realistis dan menahan diri dari membuat pernyataan muluk soal perebutan gelar Serie A musim ini.

Sikap hati-hati tersebut bukan tanpa alasan. Roma memahami bahwa perjalanan menuju gelar liga bukanlah perkara mudah, terutama ketika kompetisi semakin kompetitif dengan kehadiran tim-tim kuat seperti Inter Milan, Juventus, AC Milan, dan Napoli. Meskipun para pendukung berharap banyak, klub merasa masih perlu melakukan banyak pembenahan sebelum berbicara soal titel juara.


Mengapa Roma Belum Berani Bahas Scudetto?

Berbahagialah, Roma!

Keputusan Roma untuk tidak terburu-buru mendeklarasikan ambisi scudetto dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting. Berikut beberapa alasan utama yang membuat Roma Belum Berani Bahas Scudetto musim ini.

1. Performa Roma Masih Inkonsisten

Kembali Meraih Hasil Imbang, Tifosi Masih Menanti Konsistensi Roma -  Alowarta

Meski menunjukkan peningkatan dibanding musim sebelumnya, performa Roma masih belum stabil. Mereka mampu menang besar di satu laga, namun gagal mempertahankan konsistensi ketika menghadapi tim-tim papan tengah. Inkonsistensi inilah yang menjadi alasan utama manajemen untuk tetap rendah hati.

2. Banyak Pemain Baru yang Masih Adaptasi

Roma melakukan beberapa perekrutan di bursa transfer musim panas. Kehadiran pemain baru—baik dari liga lain maupun yang naik dari akademi—memerlukan waktu adaptasi, terutama dalam hal taktik dan chemistry antar pemain.

Pelatih menegaskan bahwa proses ini tidak bisa dipaksa. Sebab, memaksakan target scudetto justru dapat memberikan tekanan berlebihan bagi pemain.

3. Kedalaman Skuad Belum Merata

Meski memiliki beberapa pemain bintang, kedalaman skuad Roma masih kalah dibanding raksasa Serie A lainnya. Posisi bek tengah dan gelandang bertahan, misalnya, masih menjadi titik rawan ketika pemain inti cedera atau akumulasi kartu.

Inilah salah satu faktor mengapa Roma Belum Berani Bahas Scudetto dan memilih fokus memperkuat skuad terlebih dahulu.

4. Kompetisi Serie A Semakin Sengit

Inter Milan tampil dominan dalam dua musim terakhir. Juventus juga telah kembali menemukan ritme permainan yang solid. AC Milan dan Atalanta memperkuat diri secara signifikan. Kondisi ini membuat persaingan semakin ketat.

Roma sadar bahwa untuk menandingi tim-tim tersebut, mereka harus membangun konsistensi jangka panjang, bukan hanya performa impresif di beberapa laga awal.


Pelatih Roma Mengambil Sikap Realistis

Claudio Ranieri: Takdir Membawa Saya Kembali Jadi Pelatih AS Roma - Dunia  Bola.com

Pelatih Roma menegaskan bahwa pembahasan mengenai scudetto terlalu dini. Ia meminta pemain untuk tetap fokus pada pertandingan demi pertandingan tanpa terbebani ekspektasi berlebihan.

“Saat ini prioritas kami adalah stabilitas, bukan scudetto,” ujar sang pelatih dalam konferensi pers terbaru. “Kami ingin membangun pondasi yang kuat, bukan hanya mengejar euforia sesaat.”

Pendekatan seperti ini menunjukkan bahwa Roma Belum Berani Bahas Scudetto bukan karena kurang percaya diri, tetapi karena ingin berkembang secara bertahap.


Faktor Mentalitas: Roma Tak Mau Ulangi Kesalahan Musim-Musim Sebelumnya

Di masa lalu, Roma sering digadang-gadang sebagai kuda hitam yang berpotensi menantang scudetto. Namun tekanan media dan ekspektasi publik sering membuat para pemain tampil di bawah performa ketika memasuki fase krusial kompetisi.

Manajemen kini belajar dari pengalaman tersebut. Mereka memahami bahwa menjaga fokus lebih penting daripada mengumbar target besar.

Dengan mengontrol narasi publik, Roma ingin memberi kebebasan kepada pemain untuk berkembang tanpa tekanan mental yang berlebihan.


Peran Pemain Kunci dalam Menentukan Arah Musim

 

Walaupun Roma belum siap membahas scudetto, kontribusi pemain kunci tetap menjadi sorotan. Pemain seperti Paulo Dybala, Lorenzo Pellegrini, dan striker baru mereka menjadi faktor penting dalam perjalanan musim ini.

Dybala: Penyihir Kreatif yang Menentukan

Dybala menjadi motor serangan Roma. Ketika fit, ia mampu mengubah arah pertandingan melalui visi permainan dan kreativitasnya.

Pellegrini: Pemimpin di Tengah Ketidakpastian

Sebagai kapten, Pellegrini memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas mental tim. Ia berulang kali menekankan bahwa prioritas tim adalah membangun performa konsisten.

Bomber Baru: Harapan Gol

Striker anyar Roma tampil menjanjikan dengan beberapa gol awal musim. Namun pelatih tetap menegaskan bahwa pemain tersebut butuh waktu adaptasi agar bisa tampil maksimal di sepanjang musim.


Roma Fokus pada Empat Target Jangka Pendek

Untuk menjaga ritme, Roma memilih fokus pada empat target utama:

1. Mengamankan Zona Eropa

Finis di lima besar dianggap target realistis sebelum mempertimbangkan scudetto.

2. Memperbaiki Rekam Tandang

Kelemahan Roma musim lalu adalah performa tandang yang buruk. Musim ini mereka ingin menjadikan laga tandang sebagai kekuatan baru.

3. Mengurangi Jumlah Cedera

Roma sering diganggu cedera pemain kunci. Fokus pada manajemen kebugaran menjadi prioritas tinggi.

4. Meningkatkan Konsistensi Taktis

Pelatih ingin memperkuat identitas permainan Roma agar tidak hanya mengandalkan momen-momen tertentu.


Baca juga : Indonesia Disanksi IOC: Momentum Menata Ulang Rumah Olahraga Nasional


Kesimpulan: Roma Belum Berani Bahas Scudetto, tapi Masa Depan Mereka Menjanjikan

Pada akhirnya, Roma Belum Berani Bahas Scudetto bukan berarti mereka tidak memiliki ambisi. Sebaliknya, Roma ingin memastikan bahwa setiap langkah yang mereka ambil sesuai dengan perkembangan tim yang sebenarnya.

Dengan manajemen yang lebih matang, pemain yang semakin terintegrasi, dan strategi jangka panjang yang jelas, Roma mungkin tidak berbicara scudetto sekarang—tetapi mereka tengah mempersiapkan diri menjadi pesaing serius di masa depan.

Jika konsistensi berhasil dibangun dan masalah kedalaman skuad terselesaikan, bukan tidak mungkin Roma akan mulai mengubah narasi dari “belum berani bahas scudetto” menjadi “siap menantang gelar Serie A.”