Dalam upaya memperkuat pengembangan energi masa depan, Institut Teknologi Sumatera (Itera) secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan riset asal Jepang, MSLAB, untuk mengembangkan teknologi garam cair. Kolaborasi ini diyakini akan membuka peluang besar bagi Indonesia dalam pengembangan teknologi penyimpanan energi dan material baru berbasis garam cair.

Itera Fokus Kembangkan Teknologi Garam Cair di Sumatera

Penandatanganan nota kesepahaman antara Itera dan MSLAB dilakukan di kampus utama Itera pada awal Juli 2025. Acara ini dihadiri oleh Rektor Itera, perwakilan MSLAB Jepang, serta sejumlah peneliti dan akademisi. Proyek ini menjadi bagian dari inisiatif penguatan riset terapan di bidang energi terbarukan dan material maju yang selama ini menjadi perhatian utama institusi.

Teknologi garam cair memiliki potensi besar dalam sistem penyimpanan energi termal yang efisien dan ramah lingkungan,” ujar Rektor Itera dalam sambutannya. “Kami yakin kerja sama ini akan memperkuat posisi Itera sebagai pusat riset unggulan di Sumatera dan Indonesia.”

Apa Itu Teknologi Garam Cair?

Teknologi garam cair adalah sistem yang memanfaatkan campuran garam anorganik yang dipanaskan hingga mencapai fase cair, kemudian digunakan untuk menyimpan dan melepaskan energi termal. Teknologi ini banyak diaplikasikan dalam pembangkit listrik tenaga surya (CSP – Concentrated Solar Power) dan kini mulai dilirik untuk keperluan penyimpanan energi dalam skala besar.

Beberapa keunggulan utama teknologi ini antara lain:

  • Stabilitas termal tinggi

  • Kapasitas penyimpanan energi besar

  • Efisiensi tinggi dan umur pakai panjang

  • Ramah lingkungan dan tidak mudah terbakar

Kolaborasi Itera dan Jepang dalam Inovasi Energi

Kerja sama Itera dengan MSLAB bukanlah kolaborasi biasa. MSLAB merupakan salah satu perusahaan riset terkemuka di Jepang yang berfokus pada teknologi energi baru. Dalam proyek ini, Itera menyediakan infrastruktur laboratorium dan sumber daya manusia, sementara MSLAB akan mentransfer teknologi dan metode penelitian mereka ke Indonesia.

Beberapa bentuk kerja sama yang akan dijalankan antara lain:

  • Penelitian bersama di bidang teknologi garam cair

  • Pengembangan prototipe sistem penyimpanan energi

  • Pelatihan dosen dan mahasiswa Itera di laboratorium MSLAB

  • Publikasi ilmiah dan paten bersama

Potensi Besar Teknologi Garam Cair di Indonesia

Indonesia memiliki kekayaan alam berupa berbagai jenis garam mineral yang sangat mendukung pengembangan teknologi ini. Ditambah lagi dengan potensi energi matahari yang besar di wilayah Sumatera dan daerah tropis lainnya, teknologi garam cair bisa menjadi salah satu solusi strategis dalam mencapai target net-zero emission pada tahun 2060.

Dengan masuknya Itera sebagai pionir pengembangan teknologi ini di Indonesia, diharapkan tercipta ekosistem riset yang terintegrasi dengan industri nasional.

Dukungan Pemerintah dan Dunia Akademik

Proyek teknologi garam cair ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam jangka panjang, kerja sama ini akan melibatkan lebih banyak institusi riset dan universitas dalam negeri.

Selain itu, program kolaborasi ini akan menciptakan peluang baru bagi mahasiswa dan lulusan Itera untuk terlibat dalam riset energi berstandar internasional, baik melalui magang, tugas akhir, maupun beasiswa riset.

Penelitian Teknologi Garam Cair Terus Dikembangkan

Di Itera, riset mengenai garam cair tidak hanya berhenti pada pemanfaatannya sebagai penyimpan energi. Tim peneliti juga tengah mengeksplorasi potensi bahan baku lokal yang dapat digunakan sebagai komponen garam cair, seperti campuran nitrat dan klorida yang mudah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya produksi dan mengurangi ketergantungan pada bahan impor.

Selain itu, teknologi ini juga tengah diuji untuk aplikasi di bidang lain seperti:

  • Sistem pendingin reaktor nuklir generasi baru

  • Baterai termal untuk kendaraan listrik

  • Media pemanas industri skala besar

Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci dalam mempercepat komersialisasi teknologi ini.

Penutup: Itera Siap Menjadi Pusat Riset Garam Cair Nasional

Melalui kolaborasi dengan MSLAB Jepang, Itera menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat unggulan dalam riset dan pengembangan teknologi garam cair di Indonesia. Langkah ini tidak hanya strategis dalam mendorong transisi energi nasional, tetapi juga membuka peluang baru di bidang teknologi penyimpanan energi.

Dengan teknologi ini, Indonesia memiliki kesempatan untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen teknologi energi masa depan.