
Teknologi pengawasan China kini menjadi kekuatan global yang tidak bisa diabaikan. Di balik kemajuan teknologi yang mereka klaim sebagai lompatan besar untuk keamanan nasional dan efisiensi pemerintahan, tersembunyi kekhawatiran serius terhadap hak privasi dan kebebasan sipil, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar perbatasan China.
Teknologi seperti kamera pengenal wajah, pemantauan digital real-time, dan AI untuk prediksi perilaku kini tidak lagi eksklusif untuk dalam negeri. Negara lain pun mulai mengadopsinya, baik dengan alasan keamanan maupun pengaruh geopolitik China yang semakin menguat. Artikel ini akan mengulas 5 dampak nyata dari ekspansi teknologi pengawasan China terhadap dunia.
1. Ekspor Sistem Pengawasan ke Negara Berkembang
Salah satu strategi ekspansi global China adalah melalui ekspor teknologinya ke negara-negara berkembang. Lewat inisiatif seperti Belt and Road Initiative (BRI), China menawarkan pinjaman dan paket teknologi termasuk infrastruktur digital seperti kamera pengintai cerdas dan sistem kontrol internet.
Hal ini menyebabkan banyak negara berkembang mulai menerapkan sistem pengawasan serupa. Misalnya, beberapa negara di Afrika dan Asia Tenggara kini menggunakan teknologi pengawasan berbasis AI buatan China yang dapat memantau warganya 24 jam nonstop.
2. Ancaman terhadap Privasi Global
Teknologi pengawasan China sering kali dikaitkan dengan pelanggaran hak privasi. Di dalam negeri, sistem “Skor Sosial” menilai perilaku individu dan memberikan sanksi bagi yang melanggar norma sosial. Jika sistem ini diadopsi oleh negara lain, maka konsep privasi seperti yang dikenal saat ini bisa runtuh.
Lebih buruk lagi, data warga negara asing pun bisa dikumpulkan dan dianalisis oleh perusahaan teknologi China, mengingat banyak aplikasi dan perangkat keras yang digunakan secara internasional dibuat oleh produsen China.
3. Pengaruh terhadap Kebebasan Pers dan Aktivis
Aktivis dan jurnalis kini menghadapi risiko yang lebih besar, terutama di negara-negara yang mulai mengadopsi model pengawasan China. Sistem ini mampu melacak aktivitas media sosial, lokasi fisik, dan bahkan percakapan pribadi. Hal ini menciptakan iklim ketakutan yang berdampak negatif pada kebebasan berbicara dan pers.
Teknologi pengawasan China juga dimanfaatkan untuk mendeteksi ‘potensi kerusuhan’ bahkan sebelum terjadi, yang berisiko digunakan sebagai alat represi terhadap oposisi politik.
4. Model Otoriter Baru yang Ditiru Dunia
Salah satu dampak paling mengkhawatirkan adalah bagaimana teknologi pengawasan China menjadi contoh baru bagi negara-negara otoriter. Alih-alih mengandalkan kekuatan militer secara terbuka, negara-negara ini bisa menekan rakyatnya secara diam-diam melalui pemantauan total.
Banyak pemerintah melihat efisiensi sistem pengawasan ini sebagai solusi terhadap protes dan ketidakstabilan politik, tanpa memperhatikan pelanggaran hak asasi manusia.
5. Perang Siber dan Spionase Digital
China dituduh melakukan kegiatan spionase digital terhadap perusahaan dan institusi pemerintahan di negara lain. Teknologi yang sama digunakan untuk pengawasan domestik juga bisa digunakan untuk mencuri data penting dari luar negeri.
Ini menimbulkan kekhawatiran akan perang siber yang bisa terjadi kapan saja. Banyak negara kini mulai meninjau kembali penggunaan teknologi dari China dalam jaringan 5G, server pemerintah, dan perangkat lunak kritis lainnya.
Apa yang Bisa Dilakukan Masyarakat Global?
Menghadapi dominasi teknologi pengawasan China, masyarakat global perlu mengambil langkah bijak. Beberapa di antaranya:
-
Transparansi teknologi: Memastikan bahwa setiap perangkat dan aplikasi dari China diaudit secara terbuka.
-
Kerja sama internasional: Negara demokratis perlu menyusun regulasi bersama untuk melindungi data dan privasi warga.
-
Pendidikan digital: Masyarakat perlu diberi pengetahuan tentang bagaimana data mereka dikumpulkan dan digunakan.
Kesimpulan
Teknologi pengawasan China adalah pedang bermata dua. Di satu sisi menawarkan efisiensi dan keamanan, namun di sisi lain berpotensi besar menggerus hak kebebasan dan privasi individu. Negara-negara di dunia harus bersikap kritis dan mempertimbangkan secara matang sebelum mengadopsi sistem pengawasan semacam ini.
Dengan meningkatnya pengaruh teknologi pengawasan dari China, dunia perlu mengambil posisi yang jelas: menjaga keamanan tidak boleh mengorbankan kebebasan. Dunia saat ini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, teknologi menawarkan kemudahan dan keamanan. Di sisi lain, teknologi pengawasan China menjadi simbol bagaimana inovasi dapat berubah menjadi alat represi. Yang menjadi tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi untuk kebaikan, tanpa mengorbankan nilai-nilai kebebasan yang selama ini diperjuangkan umat manusia.